Ceritaku : untuk Mas *****


Ceritaku : untuk Mas *****

Mungkin bagimu itu adalah hal biasa,
Tapi lain bagiku,
Tindakanmulah yang membuatku semakin menyayangimu,
Semakin menerbangkan hatiku.

Aku hanyalah gadis biasa,
Tak ada yang menarik dalam diriku,
Selalu berada dalam abu-abu,
Belum bisa di sebut putih, hitampun tidak.

Tapi aku tak tahu,
Apa kamu melakukan itu pada semua orang?
Atau hanya pada diriku?
Sedangkan kamu berkata bahwa kamu tipe pribadi yang cuek.

Aku semakin tersanjung untuk itu,
Karena aku ikut menjadi bagian kecil orang beruntung itu,
Walau harus aku menelan pil kekecewaan,
Atas ketidakpedulianmu pada wanita.

Tiga kalimat biasa yang kau tunjukkan padaku di hari itu,
Menjadi luar biasa karena kamu,
Akupun tak tahu,
Mengapa dampaknya seluar biasa itu.

Kau datang padaku menanyakan sebuah barang yang kau butuhkan,
Walau kau menanyakannya pada setiap orang di kelas,
Tapi karena itu pertama kali kau menyapaku (dan karena aku tak pernah membayangkannya)
Itu cukup membuat jantungku berdegup lebih cepat.

Dan sayangnya aku tak bisa membantumu,
Padahal di pagi hari beruntung itu benda tersebut tergeletak manis di tasku,
Tapi aku mengeluarkannya dan lupa mengembalikannya lagi,
Aku sangat menyesal untuk itu.

Aku belum pernah mendapatkan perhatian seperti ini dari sebayaku,
Terlebih dari seorang laki-laki,
Mungkin ada,
Tapi mereka menyadari aku berbeda karena ada di dekatku.

Lain denganmu,
Ada yang membatasi kita,
Tapi (mungkin karena kamu tidak bisa penasaran) kamu rela menghampiriku,
Dan bertanya, mengapa aku berbeda.

Aku kaget tentu saja,
Mungkin bila saat lampu kelas menyala,
Kau akan melihat rona merah di pipiku,
Dan kau tentu tahu bahwa aku salah tingkah karenamu.

Dan lagi,
Saat aku di tegur karena lupa membawa sepatu yang di maksud,
Kau menawarkan untuk membelikan sepatu itu,
(walau aku tahu itu hanya bercanda, tapi) bagaimana aku tidak bahagia karena itu?

Sepele memang, tapi memang begitulah adanya,
Tindakan kecilmu memberi dampak besar padaku,
Mungkin aku yang terlalu berlebihan,
Tapi tindakanmu benar-benar menghilangkan segala penatku.

Semua berubah saat kau harus pindah kelas,
Aku kecewa, kau tahu? Tapi aku tahu itu bukan maumu,
Satu hari tak bisa konsentrasi belajar,
Tapi mereka mengingatkanku bahwa aku masih bisa bertemu denganmu.

Dan ternyata aku masih beruntung bisa ikut ekstrakulikular yang sama denganmu,
Tanpa sengaja, tentu saja,
Tapi setidaknya aku bisa satu ruang denganmu,
Satu kali dalam seminggu.

Tapi lagi-lagi aku harus kecewa,
Namaku saja pun kamu tak tahu,
Bila memang aku istimewa bagimu harusnya kamu tahu,
Tapi itu berarti tidak.

Ah ya, kamu tahu namaku setelah kita satu ekstrakulikular,
Dan setelah teman-teman bilang bahwa aku gundah karenamu,
Kau penasaran bukan?
Mungkinkah?

Tapi kau tak melakukan apa-apa,
Dan itu cukup untuk menjawab tanyaku,
Diammu berarti bagiku,
Tak banyak, tapi cukup untuk aku mengambil kesimpulan.

Aku punya teman dalam hal ini,
Dan mungkin aku lebih beruntung darinya,
Tapi mungkin juga dia lebih beruntung dariku,
Aneh ya?

Entahlah, Apapun yang aku hadapi nanti,
Aku pasti siap,
Karena aku sudah terbiasa untuk ini,
Tapi bukan berarti aku berhenti berusaha.

Engkau hanya perlu tersenyum setiap hari,
Menuruti setiap kalimat sederhana yang ku kirimkan (walau kau tak tahu bahwa itu aku)
Sebagai tanda bahwa kau baik-baik saja,
Karena itu akan berguna bagi pertahananku.

Terima kasih pernah mengisi hari-hari panjangku,
Terima kasih karena kau mau berteman denganku,
Terima kasih untuk warna yang telah kau lukiskan dalam hidupku,
Terima kasih untuk semuanya,
Mas *.



Dreming girl,
Rizki ‘kikyy’ Firda Amalia
04 Agustus 2012
Memories, 17 dan 19 Juli 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Pidato Ketua Osis Dalam Rangka Perpisahan Kelas IX

29 Maret 2017

Tempat Singgah