Angin?

Kau tahu? Harapan bagiku itu hanyalah seperti angin lalu. Memberikan kesejukan walau hanya sekejap. Berbisik tentang kemungkinan namun dengan semu. Membuat aku sendiri tak yakin jika memang harapan itu ada.
Angin itu datang padaku, hanya sekejap mata lalu pergi lagi. Aku ingin menangkap angin itu, agar harapan bisa benar-benar nyata di mataku. Tapi selama yang ku tahu, itu tak mungkin.
Aku mencoba mencari angin angin yang lain. Namun angin ada tak untuk dicari, tak untuk ditemukan, ataupun diciptakan. Angin mendatangi siapa yang memang pantas merasakannya. Angin diciptakan langsung oleh yang MahaKuasa.
Dulu aku berpikir, dia yang kucintai hanya tidak peka terhadap apa yang kurasa. Tapi belakangan aku sadar, Dia bukannya tidak peka, hanya tak tahu harus berbuat apa karena memang tak ada rasa, jadi dia lebih memilih diam dan acuh. Iya, diam dan acuh. Dan setelah itu aku sadar, tak akan pernah ada angin yang lewat di jalan ini.



Catatan kecil di kala hujan.
Rizki Firda Morata Martin
4 Februari 2014
Purwodadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Pidato Ketua Osis Dalam Rangka Perpisahan Kelas IX

29 Maret 2017

Tempat Singgah