MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI


MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI

Cerpen atau cerita pendek adalah karya sastra prosa yang mengungkapkan kisah kehidupan seseorang tentang kejadian dalam satu waktu.
Cerpen bisa berbentuk karangan/imajinasi penulis atau dari pengalaman pribadi penulis atau orang lain.
Unsur pembangun karya sastra cerpen :
A.    Unsur Instrinsik
1.      Tema : sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam cerita.
Misalnya : cinta, kasih sayang, persahabatan, romantika, keluarga, sosial, masalah misteri.
2.      Alur/plot : rangkaian peristiwa atau kejadian yang saling berhubungan untuk menjalin sebuah cerita. Alur sebuah cerita umumnya terdiri atas bagian awal, tengah, dan akhir.  Tahap awal berisi bagian konflik dan klimaks. Sedangkan bagian akhir cerita berisikan penyelesaian atau ending.
Alur disajikan dengan tiga cara tiga cara, yaitu :
·         Alur maju/ progresif : dimulai dari awal, tengah, dan akhir.
·         Alur mundur/flahback : dimulai dari akhir kemudian baru awal cerita.
·         Alur campuran : dimulai dari akhir cerita, awal, tengah kemudian kembali ke akhir cerita lagi.
3.      Penokohan
a.       Berdasarkan sifatnya, penokohan dibagi atas :
·         Protagonis, tokoh yuang berwatak baik.
·         Antagonis, tokoh yang berwatak jahat.
·         Tritagonis, tokoh yang membantu, melerai kedua tokoh di atas.

b.      Berdasarkan fungsinya/perannya, penokohan dibagi atas :
·         Tokoh utama        : tokoh yang menjadi pusat cerita.
·         Tokoh pembantu  : tokoh yang mendukung jalannya cerita.
·         Tokoh figuran      : tokoh yang fungsinya hanya sebagai pelengkap.
Penggambaran tokoh :
a.       Penggambaran langsung (analitik).
Ditulis langsung oleh penulis dalam narasinya.
Misalnya  :
“Dikampung itu Pak Dirwan dikenal sebagai seseorang yang ramah,
sopan, dan dermawan”.

b.      Penggambaran tidak langsung (dramatik).
Penggambaran secara dramatik bisa digambarkan melalui :
·         Dialog tokoh
·         Tanggapan tokoh lain
Misalnya : watak tokoh A dibicarakan oleh tokoh B dan C.
·         Jalan pikiran tokoh
·         Penggambaran fisik dan sifat tokoh
Misalnya :
“Tanpa bertanya terlebih dahulu Beni langsung menyantap habis makanan di meja itu”.
4.      Setting/Latar
Yaitu keterangan mengenai waktu, ruang/tempat, dan suasana peristiwa. Latar yang baik dapat mendukung pelaksanaan tema dan amanat. Oleh karena itu, semakin baik pengetahuan seorang pengarang akan hal yang diceritakan. Pengetahuan ini dapat diperoleh dengan cara langsung mengobservasi tempat, waktu, situasi, atau adat budaya yang diceritakan dalam cerita.

5.      Sudut pandang/ point of view.
Yaitu cara pengarang menempatkan diri dalam cerita :
Ada dua macam sudut pandang, yaitu :
a)      Sudut pandang orang 1 (pertama)
Pengarang menempatkan dirinya sebagai pelaku cerita. Kata ganti yang digunakan adalah aku, saya, dan kami.
Biasanya juga disebut sudut pandang acuan.
Sudut pandang orang pertama ini terbagi atas tiga :
·         Orang pertama pelaku utama.
·         Orang pertama sebagai pengamat langsung.
·         Orang pertama sebagai pengamat tidak langsung.
b)      Sudut pandang orang ke 3 (ketiga)
Pengarang menempatkan dirinya diluar cerita. Kata ganti yang digunakan adalah ia, dia, mereka, atau nama orang. Sudut pandang ini terdiri atas dua :
·         Orang ketiga serba tahu, maksudnya pengarang menceritakan lebih dari satu tokoh.
·         Orang ketiga terfokus atau terarah, artinya pengarang hanya menceritakan satu orang tokoh dalam cerita.

6.      Bahasa (diksi dan gaya bahasa)
·         Bahasa merupakan unsur pendukung keindahan sebuah cerpen.
·         Diksi pilihan kata pengarang untuk menyajikan berita.
·         Sedangkan gaya bahasa atau majas yaitu kata-kata ungkapan khusus yang dipakai pengarang untuk mengungkapkan maksud sekaligus menyajikan keindahan.

7.      Amanat
Yaitu pesan yang disampaikan pengarang yang melalui karya atau ceritanya. Amanat suatu cerpen sangat penting. Tambahan pengetahuan, pendidikan, sesuatu yang bermakna dalam hidup dapat memberikan hiburan sekaligus kepuasan batin dan kekayaan batin bagi pembaca.


B.     Unsur Ekstrinsik
1.      Situasi dan Keadaan Zaman
Keadaan atau situasi, tempat dan waktu sangat mempengaruhi suatu karya sastra. Akhir-akhir di negara kita secara beruntun terjadi bencana alam. Hal ini menggugah penulis untuk berkarya dengan mengangkat masalah tersebut.

2.      Latar Belakang Pengarang
Latar belakang sangat mempengaruhi hasil karya sastra. Asal daerah, jenis kelamin, usia, agama, pendidikan dan profesi merupakan hal-hal yang tampak dalam kalangannya.

3.      Nilai-Nilai
Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita, seperti :
·         Nilai sosial
·         Nilai budaya
·         Nilai agama
·         Nilai moral


Langkah-langkah Menulis Cerpen :
1.      Menentukan tema cerita.
Ingat kembali pengalaman pribadi apa-apa yang pernah anda alami. Pilih salah satu pengalaman yang paling mengesankan agar menarik untuk diceritakan.
2.      Menetapkan tujuan cerita yang akan dicapai.
Tujuan cerita  ini sangat berhubungan dengan tema cerita.
3.      Menggambarkan tema dalam bentuk rancangan cerita (merancang alur, penokohan, setting).
4.      Menyusun data cerita sedemikian rupa, sehingga membangun sebuah cerita.
Data cerita dapat berupa jawaban atas pertanyaan kapan, dimana, bagaimana, dengan siapa, mengapa terjadi, dan sebagainya.
5.      Mengembangkan cerita.
Dalam langkah ini kita harus  mengarahkan daya emosi dan imajinasi berdasarkan data cerita yang terkumpul.
Agar cerita yang disusun berkualitas, maka penulisannya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.       Cerpen hendaknya dapat dinikmati pembaca sebagai pengalaman hidup.
b.      Cerpen hendaknya mencerminkan realitas kehidupan manusia.
c.       Cerpen hendaknya memiliki struktur kisahan yang logis.
d.      Cerpen hendaknya berkembang secara wajar dan tidak dibuat-buat/dipaksakan.
e.       Cerpen merupakan hasil seni yang mendukung nilai estetis.
f.       Cerpen memiliki konflik pada tengah alur, dan endingnya surprise.
g.      cerpen hendaknya dapat memberikan amanat yang berupa motivasi bagi pembaca.
6.      Merevisi atau memperbaiki.
Setelah tersaji secara tuntas, bacalah kembali. Koreksi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam cerita, apakah unsur-unsurnya sudah terbangun dengan baik? perbaikilah seandainya masih terdapat kesalahan/lengkapi jika masih ada kekurangan.
7.      Memberi judul
Judul diusahakan menarik, singkat dan relevan dengan tema. Judul juga bisa mengangkat nama tokoh. Judul ditulis dengan huruf kapital.

Dialog dalam cerpen

Selain kalimat-kalimat uraian dalam cerpen juga terdapat dialog unsur
tokoh. Penulisan dialog agak menjorok ke tengah seperti penulisan alinea baru. Dialog ditulis dalam tanda petik dua (“......”). Jika dialog orang/tokoh pertama dijawab tokoh lain, penulisannya ganti baris berikutnya.

Contoh :

Waktu itu aku sedang tidur siang. Tiba-tiba dibangunkan seseorang,

           ...”Mbak, Mbak Gita”.
Ternyata Dito, adikku.

                    “Apa sih, To. Lagi enak-enak tidur”

                    “Itu mbak, si Didit”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Pidato Ketua Osis Dalam Rangka Perpisahan Kelas IX

29 Maret 2017

Tempat Singgah